Tim Dosen Pendidikan Geografi FKIP UPGRIP Gelar PkM di SMK Pratiwi Prabumulih
Tri Dharma Perguruan Tinggi, Tim Dosen Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMK Pratiwi Prabumulih.
PkM di ketuai oleh Nina Damayati, S.Pd., M.Sc dan anggotanya Maharani Oktavia, M.Sc, Dr. Sukmaniar, S.Pd., M.Si, Giyanto, S.Pd., M.Sc, Siti Asiyah, M.Pd, Iswayuni Wulandari, M.Pd, Eliza Bahora, M.Pd dan dibantu mahasiswa Rizki Agustiawan dan Nipro Ramadon.
Ketua Pelaksana PKM Nina Damayati, S.Pd., M.Sc mengatakan bahwa tujuan PkM ini adalah meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya projek penguatan profil pelajar pancasila dalam menghadapi bonus demografi dalam upaya kesiapan tenaga kerja yang berkualitas di SMK Pratiwi Prabumulih.
“Dengan adanya kegiatan PKM ini kami berharap bisa membangkitkan semangat para siswa SMK Pratiwi Prabumulih untuk terus mengupdate diri dengan pengetahuan dan skill yang baru sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman,” ujarnya.
Melalui literasi tersebut para generasi muda mampu dalam bersaing dengan dunia global dan ikut serta mensukseskan bonus demografi menuju Indonesia Emas. Hal ini penting karena tantangan generasi muda saat ini sangatlah penting. Mereka tak hanya dituntut mandiri secara intelektual, tapi juga emosional dan spiritual serta memahami perkembangan literasi yang ada.
“Saya selaku ketua kegiatan PKM mewakili teman-teman yang lain juga mengucapkan terima kasih kepada rektor universitas PGRI Palembang yang telah mendukung terlaksananya kegiatan PkM ini,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SMK Pratiwi Prabumulih Ir. Mukminin mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Tim Dosen Program Studi Geografi FKIP UPGRIP yang telah berbagai ilmu dan wawasan kepada para siswanya. Pihaknya berharap melalui kegiatan ini, siswa dapat termotivasi untuk mempersiapkan masa depannya
“Kami berharap ada kegiatan seperti ini lagi yang bisa meningkatkan inovasi terutama dalam bidang otomotif karena bidang otomotif masih sangat kesulitan untuk mengupdate ilmu baru,” pungkasnya
.Untuk diketahui pada PkM tersebut diberikan berbagai materi dan motivasi serta perkembangan kondisi saat ini. Bahwa populasi Indonesia diprediksi akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Agar peningkatan jumlah penduduk Indonesia menjadi suatu keuntungan bagi Indonesia, maka pertumbuhan penduduk juga harus diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas Secara umum, jumlah angkatan kerja di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya sementara jumlah pengangguran di Indonesia, semakin menurun tiap tahunnya.
Sementara itu, TPAK terendah dialami oleh penduduk lulusan SMK yaitu kurang dari 80% pada tahun 2016 dan 2017. Rendahnya TPAK pada tahun tersebut menyebabkan TPT lulusan SMK dengan usia 18 sampai 25 tahun menyumbang angka tertinggi pada tahun yang sama, yaitu hampir mencapai 20%.
Apabila dilihat berdasarkan usia, jumlah pekerja lulusan SMK tertinggi berada di kelompok usia 20, 21 dan 22 tahun dan jumlah pekerja lulusan SMK terendah berada di usia 18 tahun. Jumlah pengangguran lulusan SMK tertinggi juga berada di kelompok usia 18 dan 19 tahun,sementara jumlah pengangguran lulusan SMK terendah berada di usia 24 dan 25 tahun. Persentase TPT penduduk lulusan SMK dengan usia antara 18 hingga 25 tahun berada pada rentang 7.56% hingga 35.01%. Persentase TPT tertinggi berada di Pulau Sulawesi, yaitu berada di Sulawesi Utara dan terendah berada di provinsi Bali, yaitu kurang dari 10%. Hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengangguran tidak terlalu erat. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia, pengangguran tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tetapi juga oleh faktor-faktor lain. menandakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin rendah kecenderungan untuk menjadi pengangguran
Namun hubungan yang dihasilkan tidak erat meskipun signifikan secara statistik. Selain itu,hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengangguran cukup erat. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelompok usia, maka semakin rendah kecenderungan untuk menjadi pengangguran. Karena kelompok usia memiliki hubungan yang cukup erat dengan tingkat pengangguran, maka diperlukan adanya upaya pemerintah dalam membuat kebijakan tetang penyediaan lapangan pekerjaan yang menyasar pada kelompok usia produktif awal